Rabu, 15 Mei 2013

Batu Permata & Hari Lahir Menurut Primbon Jawa dan Bali Kuno

BATU PERMATA MENURTU HARI
KELAHIRAN JAWA KUNO ATAU BALI
KUNO/ PRIMBON JAWA.

MENURUT HITUNGAN SAPTA WARA.

A. LAHIR HARI SENIN
- umum : biduri bulan amarini, biduri pandan, kristal kuning (ametis cristal) mutiara safir
- senin umanis : kecubung, cempaka, alexandrite
- senin pahing : mirah, gendula, pinus
- senin pon : mirah, biduri bulan
- senin wage : mata kucing, giok
- senin kliwon : garnet, kinyang, asap/air

B. LAHIR HARI SELASA
- umum : ametis, beeryl, intan, topas, terutama mirah atau kristal merah
- selasa umanis : aquamarine, biduri bulan, mata kucing
- selasa pahing : garnet, mirah hati
- selasa pon : safir, biduri pandan
- selasa wage : kalimaya, giok
- selasa kliwon : mirah biduri bulan

C. LAHIR HARI RABU
- umum : agate (akik), safir, terutama zambrud, giok (jade), mirah (ruby)
- rabu umanis : mutiara, kecubung air / asap, garnet
- rabu pahing : nila, kalimaya, mirah delima
- rabu pon : kecubung air, mirah gendula, nila
- rabu wage : mirah, kecubung, biduri bulan
- rabu kliwon : mirah gendula, opal/kalimaya

D. LAHIR HARI KAMIS
- umum : intan, ametis (kecubung kasian) ,peros, kalimaya, terutama batu mirah dan safir berbintang 6 atau ster 6
- kamis umanis : mirah gendula, pirus, cempaka
- kamis pahing : biduri bulan, mirah siam, kecubung
- kamis pon : mirah gendula, kalimaya
- kamis wage : garnit, mirah hati, kecubung kasian
- kamis kliwon : biduri pandan, nila,kalimaya

E. LAHIR HARI JUMAT
- umum : kristal hijau muda, giok hijau tua, utamanya safir berbintang bintar dan zambrud
- jumat umanis : mirah delima, biduri bulan, kecubung
- jumat pahing : mirah gendula, mirah hati, aquamarine
- jumat pon : pirus, Cempaka
- jumat wage : biduri pandan, zambrud
- jumat kliwon : mirah delima, biduri bulan, mirah siam

F. LAHIR HARI SABTU
- umum : peros, amethys, kristal akik, utamanya safir, topas, mirah
- sabtu umanis : mirah delima , nila
- sabtu pahing : kecubung, biduri bulan, mirah siam
- sabtu pon : nila ,biduri pandan, kalimaya
- sabtu wage : pirus, cempak kuning, mirah gendula
- sabtu kliwon : kecubung, biduri bulan, mirah siam

G. LAHIR HARI MINGGU
- umum : topas, mirah, intan, utamanya intan, safir putih, topas kuning
- minggu umanis : zambrud, biduri bulan, / pandan, safir
- minggu pahing ; kecubung, nila, mirah delima
- minggu pon : nila biduri pandan, kalimaya
- minggu wage : kecubung, yakut/cempaka
- minggu kliwon : pirus cempaka, kecubung

DEMIKIAN BATU-BATU PERMATA MENURUT HARI KELAHIRAN JAWA/BALI  YANG DAPAT DISAMPAIKAN, SEMOGA BERMANFAAT

Senin, 08 April 2013

Kehadiran Sang pangeran (I Made Bhisma Ranudara Arta)

3 februari 2013 usia kehamilan istri sudah menginjak bulan kesembilan namun belum ada tanda akan melahirkan, dan perkiraan dokter juga masi jauh (16/2/13), dan sayapun tidak merasa canggung tuk meninggalkannya kerja yang kebetulan shiff malam. Di tempat kerja saya beraktifitas seperti biasa tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Dan tiba saat mematikan musik spa karena sudah pk.01:30 dini hari, setelah itu saya dan rekan kerja saya beristirahat sambil tidur tiduran d basement.
Berselang beberapa waktu jam menunjukkan pk.03:50 sayapun tersentak bangun dan tidak bisa tertidur lagi. Perasaan ga enak dan gelisah datang, ingin rasanya keluar gedung namun melihat teman terlelap jadi ga enak ninggalinnya. Hingga tiba pk.06:30 baru keluar gedung tuk melaksanakan tugas. Begitu sampai di roof, ada sms dari istri yang kurang menyenangka, begitu liat waktunya diterima pk 03:15. Mungkin krena  tidak ada signal di basement makanya sms baru diterima.
Setelah itu ada telfon dari kakak ipar saya yang kebetulan seorang bidan bilang kalau istri saya sudah di sana dan sudah bukaan 5. Betapa kagetnya mendengarnya karena tidak ada tanda tanda mau melahirkan sebelumnya. Dan langsung saja saya berangkat ke sana dan mendahului pulang dari tempat kerja.
Sesampainya disana, istri saya   sudah didalam ruangan sedang menahan rasa skit.  Katanya dia diantar oleh seorang teman kost kamar sebelah. Menunggu beberapa menit tiba saatnya saat menegangkan saat manjelang melahirkan sungguh tak kuasa rasanya melihat, tapi mau bagaimana lagi. Dan akhirnya dengan perjuangan yang luar biasa antara hidup dan mati seorang ibu, lahirlah bayi kecil,tampan, mungil nan lucu dengan tanda lahir di lutut kanannya seperti tompel. Kelahiran anak kedua kami  tgl 4/2/2013 pk.09:00 pagi dengan panjang 50 cm sama dengan panjang kakaknya dulu dan berat 3,7 kg lebih berat dari kakaknya 0,5 kg saat lahir.
Namun tidak berhenti smpai disana, sesaat setelah melahirkan, istri saya mengalami demam dan rasa sakit pada tulang punggung yang luar biasa. Dan sempat dia hampir pingsan menahan rasa sakit tersebut, dan sempat pula dia bilang sepi banget, tapi Tuhan maha huasa. Beliau yang menentukan segalanya dan berkat kuasaNya istri saya berangsur angsur mulai sehat. Terima kasih Hyang Parama Kawi.
Dan kini putra kami dimana kami namai dia I Made Bhisma  Ranudara Arta semakin lucu, mimik susupun semakin bertambah hebat.

Teh Putih Berkhasiat Hambat Virus Flu Burung

Bogor: Virus flu burung bermutasi untuk menjadi lebih kuat. Manusia pun terus melakukan berbagai penelitian untuk menghambat dan bahkan mematikan virus tersebut. Salah satu yang disebut bisa menghambat virus flu burung adalah teh putih. "Teh putih ini diambil dari pucuknya yang paling atas, bukan daun tehnya sampai ke bawah. Pucuk ini diseduh tiga kali untuk tahu sampai seberapa bisa menghambat virus," ujar pakar biologi molekuler Universitas Airlangga, Dr. Drh. Chairil Anwar Nidom,MS. Hal itu disampaikan dia dalam Avian Flu and Disaster Preparedness Workshop for Journalist di Hotel Horison, Jl Pakuan, Bogor, Jawa Barat, seperti ditulis pada Selasa (9/4/2013).
Dijelaskan Nidom, saat teh putih diseduh sekali manfaatnya sebagai minuman biasa. Seduhan kedua bisa menghambat influenza, dan seduhan ketiga ditengarai bisa menghambat virus flu burung.
Teh putih tidak boleh dikeringkan langsung, melainkan hanya diangin-anginkan. Karena tidak dikeringkan dengan sinar matahari, kandungan antioksidan dalam pucuk teh putih tidak hilang teroksidasi. Karena itu teh putih mengandung antioksidan sekitar 17 persen. Berbeda dengan teh hijau dan teh hitam, teh putih harganya lebih mahal. Sebab tidak mudah mendapatkan pucuk teh yang belum mekar untuk dijadikan teh putih. Konon harga teh curah 1 kg harganya Rp 1 juta.
Untuk mengatasi flu burung, biasanya juga diberikan antiviral dalam hal ini adalah oseltamivir. Di Indonesia, pemberian obat ini adalah dengan resep dokter sehingga pemakaiannya terkendali. Sedangkan di Jepang pernah dijual bebas dan berdampak halusinasi pada anak-anak. Sementara itu menurut Kendra Chittenden, Senior Avian and Pandemic Influenza Advisor, USAID dalam kesempatan yang sama mengatakan 8,2 juta warga AS mengonsumsi oseltamivir pada saat pandemik H1N1 di AS. Mereka meyakini dengan mengonsumsi oseltamivir bisa mengurangi 12 jenis pengobatan di RS.
"Dipercaya oseltamivir bisa menghemat USD 80 juta biaya kesehatan. Itu menurut Pusat Pengendali Penyakit (CDC) di AS," kata Kendra.

PERJALANAN SANG GARUDA INDONESIA

Lambang Garuda dari awal hingga saat ini

Perjalanan garuda di Indonesia mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan masa, kemudian garuda mencapai puncaknya ketika dijadikan lambang resmi Negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1958. dalam pembuatan lambang resmi Negara ini, ada beberapa pihak yang berjasa di antaranya Panitia Lencana Negera, yang dibentuk 10 Januari 1950 di bawah koordinasi "Sultan Hamid II".

Saat itu, susunan panitia teknisnya adalah "Mohammad Yamin" sebagai ketua panitia yang beranggotakan Ki Hajar Dewantara,
MA Pellaupessy, M. Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka. Panitia ini bertugas untuk menyeleksi usulan rancangan lambang Negara yang diadakan melalui sayembara. Gambar pelukis Basuki Resobowo kemudian terpilih sebagai pemenang.

Sebagai lambang Negara, garuda bukan lagi sebagai figur antropomorfisme dari sebuah karakter mitos. Garuda menjadi benar-benar nyata sebagai seekor burung elang yang perkasa seperti halnya Negara Amerika serikat yang menjadikan seekor elang sebagai lambang negaranya. Maka, dalam rapat Panitia Lencana Negara, garuda secara resmi diganti dengan bentuk Elang Jawa yang dianggap burung khas Indonesia.

Presiden Soekarno kemudian meminta bantuan D Ruhr Jr dan pelukis Istana, Doellah, untuk menggambarkan kembali lambang tersebut sehingga bentuknya seperti yang kita ketahui sampai sekarang.

Sio tahun kelahiran

pembagian sio berulang untuk 12 tahun, dan berurut dari yang pertama yaitu Shio Tikus, kemudian Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, terakhir Babi

Tabel Periode Tanggal Kelahiran Pembagian Shio

5 Feb 1924 --s/d-- 24 Jan 1925 ==>
Tikus
25 Jan 1925 --s/d-- 12 Feb 1926 ==>
Kerbau
13 Feb 1926 --s/d-- 1 Feb 1927 ==>
Macan
2 Feb 1927 --s/d-- 22 Jan 1928 ==>
Kelinci
23 Jan 1928 --s/d-- 9 Feb 1929 ==>
Naga
10 Feb 1929 --s/d-- 29 Jan 1930 ==>
Ular
30 Jan 1930 --s/d-- 16 Feb 1931 ==>
Kuda
17 Feb 1931 --s/d-- 5 Feb 1932 ==>
Kambing
6 Feb 1932 --s/d-- 25 Jan 1933 ==>
Monyet
26 Jan 1933 --s/d-- 13 Feb 1934 ==>
Ayam
14 Feb 1934 --s/d-- 3 Feb 1935 ==>
Anjing
4 Feb 1935 --s/d-- 23 Jan 1936 ==>
Babi
-----------
24 Jan 1936 --s/d-- 10 Feb 1937 ==>
Tikus
11 Feb 1937 --s/d-- 30 Jan 1938 ==>
Kerbau
31 Jan 1938 --s/d-- 18 Feb 1939 ==>
Macan
19 Feb 1939 --s/d-- 7 Feb 1940 ==>
Kelinci
8 Feb 1940 --s/d-- 26 Jan 1941 ==>
Naga
27 Jan 1941 --s/d-- 14 Feb 1942 ==>
Ular
15 Feb 1942 --s/d-- 4 Feb 1943 ==>
Kuda
5 Feb 1943 --s/d-- 24 Jan 1944 ==>
Kambing
25 Jan 1944 --s/d-- 12 Feb 1945 ==>
Monyet
13 Feb 1945 --s/d-- 1 Feb 1946 ==>
Ayam
2 Feb 1946 --s/d-- 21 Jan 1947 ==>
Anjing
22 Jan 1947 --s/d-- 9 Feb 1948 ==>
Babi
-----------
10 Feb 1948 --s/d-- 28 Jan 1949 ==>
Tikus
29 Jan 1949 --s/d-- 16 Feb 1950 ==>
Kerbau
17 Feb 1950 --s/d-- 5 Feb 1951 ==>
Macan
6 Feb 1951 --s/d-- 26 Jan 1952 ==>
Kelinci
27 Jan 1952 --s/d-- 13 Feb 1953 ==>
Naga
14 Feb 1953 --s/d-- 2 Feb 1954 ==>
Ular
3 Feb 1954 --s/d-- 23 Jan 1955 ==>
Kuda
24 Jan 1955 --s/d-- 11 Feb 1956 ==>
Kambing
12 Feb 1956 --s/d-- 30 Jan 1957 ==>
Monyet
31 Jan 1957 --s/d-- 15 Feb 1958 ==>
Ayam
16 Feb 1958 --s/d-- 7 Feb 1959 ==>
Anjing
8 Feb 1959 --s/d-- 27 Jan 1960 ==>
Babi
-----------
28 Jan 1960 --s/d-- 14 Feb 1961 ==>
Tikus
15 Feb 1961 --s/d-- 4 Feb 1962 ==>
Kerbau
5 Feb 1962 --s/d-- 24 Jan 1963 ==>
Macan
25 Jan 1963 --s/d-- 12 Feb 1964 ==>
Kelinci
13 Feb 1964 --s/d-- 1 Feb 1965 ==>
Naga
2 Feb 1965 --s/d-- 20 Jan 1966 ==>
Ular
21 Jan 1966 --s/d-- 8 Feb 1967 ==>
Kuda
9 Feb 1967 --s/d-- 29 Jan 1968 ==>
Kambing
30 Jan 1968 --s/d-- 16 Feb 1969 ==>
Monyet
17 Feb 1969 --s/d-- 5 Feb 1970 ==>
Ayam
6 Feb 1970 --s/d-- 26 Jan 1971 ==>
Anjing
27 Jan 1971 --s/d-- 14 Jan 1972 ==>
Babi
-----------
15 Jan 1972 --s/d-- 2 Feb 1973 ==>
Tikus
3 Feb 1973 --s/d-- 22 Jan 1974 ==>
Kerbau
23 Jan 1974 --s/d-- 10 Feb 1975 ==>
Macan
11 Feb 1975 --s/d-- 30 Jan 1976 ==>
Kelinci
31 Jan 1976 --s/d-- 17 Feb 1977 ==>
Naga
18 Feb 1977 --s/d-- 6 Feb 1978 ==>
Ular
7 Feb 1978 --s/d-- 27 Jan 1979 ==>
Kuda
28 Jan 1979 --s/d-- 15 Feb 1980 ==>
Kambing
16 Feb 1980 --s/d-- 4 Feb 1981 ==>
Monyet
5 Feb 1981 --s/d-- 24 Jan 1982 ==>
Ayam
25 Jan 1982 --s/d-- 12 Feb 1983 ==>
Anjing
13 Feb 1983 --s/d-- 1 Feb 1984 ==>
Babi
-----------
2 Feb 1984 --s/d-- 19 Feb 1985 ==>
Tikus
20 Feb 1985 --s/d-- 8 Feb 1986 ==>
Kerbau
9 Feb 1986 --s/d-- 28 Jan 1987 ==>
Macan
29 Jan 1987 --s/d-- 16 Feb 1988 ==>
Kelinci
17 Feb 1988 --s/d-- 5 Feb 1989 ==>
Naga
6 Feb 1989 --s/d-- 26 Jan 1990 ==>
Ular
27 Jan 1990 --s/d-- 14 Feb 1991 ==>
Kuda
15 Feb 1991 --s/d-- 3 Feb 1992 ==>
Kambing
4 Feb 1992 --s/d-- 22 Jan 1993 ==>
Monyet
23 Jan 1993 --s/d-- 9 Feb 1994 ==>
Ayam
10 Feb 1994 --s/d-- 30 Jan 1995 ==>
Anjing
31 Jan 1995 --s/d-- 18 Feb 1996 ==>
Babi
-----------
19 Feb 1996 --s/d-- 6 Feb 1997 ==>
Tikus
7 Feb 1997 --s/d-- 27 Jan 1998 ==>
Kerbau
28 Jan 1998 --s/d-- 15 Feb 1999 ==>
Macan
16 Feb 1999 --s/d-- 4 Feb 2000 ==>
Kelinci
5 Feb 2000 --s/d-- 23 Jan 2001 ==>
Naga
24 Jan 2001 --s/d-- 11 Feb 2002 ==>
Ular
12 Feb 2002 --s/d-- 31 Jan 2003 ==>
Kuda
1 Feb 2003 --s/d-- 21 Jan 2004 ==>
Kambing
22 Jan 2004 --s/d-- 8 Feb 2005 ==>
Monyet
9 Feb 2005 --s/d-- 28 Jan 2006 ==>
Ayam
29 Jan 2006 --s/d-- 17 Feb 2007 ==>
Anjing
18 Feb 2007 --s/d-- 6 Feb 2008 ==>
Babi
-----------
7 Feb 2008 --s/d-- 25 Jan 2009 ==>
Tikus
26 Jan 2009 --s/d-- 13 Feb 2010 ==>
Kerbau
14 Feb 2010 --s/d-- 2 Feb 2011 ==>
Macan
3 Feb 2011 --s/d-- 22 Jan 2012 ==>
Kelinci
23 Jan 2012 --s/d-- 9 Feb 2013 ==>
Naga
10 Feb 2013 --s/d-- 30 Jan 2014 ==>
Ular
31 Jan 2014 --s/d-- 18 Feb 2015 ==>
Kuda
19 Feb 2015 --s/d-- 7 Feb 2016 ==>
Kambing
8 Feb 2016 --s/d-- 27 Jan 2017 ==>
Monyet
28 Jan 2017 --s/d-- 15 Feb 2018 ==>
Ayam
16 Feb 2018 --s/d-- 4 Feb 2019 ==>
Anjing
5 Feb 2019 --s/d-- 24 Jan 2020 ==>
Babi

Beberapa diantara kita kadang salah menentukan shionya, karena hanya berdasarkan tahun saja, padahal seharusnya berdasarkan tanggal bulan dan tahun.

Peneliti AS: Senyawa Kimia dalam Daging Merah Hancurkan Jantung

Daging dikenal sebagai salah satu sumber protein tinggi, tapi tetaplah berhati-hati karena daging, terutama daging merah juga mengandung kolesterol tinggi. Apalagi sekelompok peneliti dari AS menemukan bahwa daging merah mengandung sebuah senyawa kimia yang dapat merusak jantung jika dikonsumsi secara berlebihan. Awalnya banyak pakar mengira lemak jenuh dan cara penyajian daging olahan diduga berkontribusi terhadap masalah jantung. Kendati begitu, tampaknya ini bukanlah akhir dari cerita. "Kandungan kolesterol dan lemak jenuh dalam daging merah tidaklah begitu tinggi, ada hal lain yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko kardiovaskular," ungkap ketua tim peneliti, Dr. Stanley Hazen dari Cleveland Clinic seperti dilansir BBC, Senin (8/4/2013). Berdasarkan percobaan terhadap sekelompok tikus dan manusia diketahui bahwa daging merah mengandung senyawa yang disebut dengan carnitine. Di dalam usus, carnitine ini dicerna dan dipecah menjadi gas. Kemudian ketika beranjak ke hati, gas hasil pecahan carnitine ini diubah menjadi sebuah senyawa yang disebut dengan TMAO.
Dari studi ini peneliti juga mengetahui  bahwa TMAO sangat erat kaitannya dengan penumpukan deposit lemak di pembuluh darah yang dapat mengakibatkan penyakit jantung hingga kematian. Apalagi bakteri-bakteri di dalam usus diketahui dapat memakan carnitine. Padahal jika hal itu terjadi, keseimbangan bakteri di dalam usus menjadi berkurang. Bakteri-bakteri itu pun tak dapat memecah carnitine sehingga risiko gangguan jantung akibat konsumsi daging merah justru meningkat.
Dr. Hazen mengatakan, "Keberadaan TMAO ini seringkali diabaikan karena tampak hanyalah sebuah produk buangan tapi nyatanya senyawa ini signifikan pengaruhnya terhadap metabolism kolesterol hingga akhirnya menyebabkan penumpukan kolesterol." "Temuan ini pun mendukung gagasan bahwa mengurangi konsumsi daging merah itu lebih baik bagi kesehatan," lanjutnya.
Dr. Hazen juga menambahkan temuan ini menimbulkan gagasan lain berupa konsumsi yogurt probiotik untuk mengembalikan keseimbangan bakteri di dalam usus.