3 februari 2013 usia kehamilan istri sudah menginjak bulan kesembilan namun belum ada tanda akan melahirkan, dan perkiraan dokter juga masi jauh (16/2/13), dan sayapun tidak merasa canggung tuk meninggalkannya kerja yang kebetulan shiff malam. Di tempat kerja saya beraktifitas seperti biasa tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Dan tiba saat mematikan musik spa karena sudah pk.01:30 dini hari, setelah itu saya dan rekan kerja saya beristirahat sambil tidur tiduran d basement.
Berselang beberapa waktu jam menunjukkan pk.03:50 sayapun tersentak bangun dan tidak bisa tertidur lagi. Perasaan ga enak dan gelisah datang, ingin rasanya keluar gedung namun melihat teman terlelap jadi ga enak ninggalinnya. Hingga tiba pk.06:30 baru keluar gedung tuk melaksanakan tugas. Begitu sampai di roof, ada sms dari istri yang kurang menyenangka, begitu liat waktunya diterima pk 03:15. Mungkin krena tidak ada signal di basement makanya sms baru diterima.
Setelah itu ada telfon dari kakak ipar saya yang kebetulan seorang bidan bilang kalau istri saya sudah di sana dan sudah bukaan 5. Betapa kagetnya mendengarnya karena tidak ada tanda tanda mau melahirkan sebelumnya. Dan langsung saja saya berangkat ke sana dan mendahului pulang dari tempat kerja.
Sesampainya disana, istri saya sudah didalam ruangan sedang menahan rasa skit. Katanya dia diantar oleh seorang teman kost kamar sebelah. Menunggu beberapa menit tiba saatnya saat menegangkan saat manjelang melahirkan sungguh tak kuasa rasanya melihat, tapi mau bagaimana lagi. Dan akhirnya dengan perjuangan yang luar biasa antara hidup dan mati seorang ibu, lahirlah bayi kecil,tampan, mungil nan lucu dengan tanda lahir di lutut kanannya seperti tompel. Kelahiran anak kedua kami tgl 4/2/2013 pk.09:00 pagi dengan panjang 50 cm sama dengan panjang kakaknya dulu dan berat 3,7 kg lebih berat dari kakaknya 0,5 kg saat lahir.
Namun tidak berhenti smpai disana, sesaat setelah melahirkan, istri saya mengalami demam dan rasa sakit pada tulang punggung yang luar biasa. Dan sempat dia hampir pingsan menahan rasa sakit tersebut, dan sempat pula dia bilang sepi banget, tapi Tuhan maha huasa. Beliau yang menentukan segalanya dan berkat kuasaNya istri saya berangsur angsur mulai sehat. Terima kasih Hyang Parama Kawi.
Dan kini putra kami dimana kami namai dia I Made Bhisma Ranudara Arta semakin lucu, mimik susupun semakin bertambah hebat.
Senin, 08 April 2013
Kehadiran Sang pangeran (I Made Bhisma Ranudara Arta)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar